Sabtu, 03 April 2010

Kabut Perpolitikan di Negeriku

Politik menjadi suatu saran yag paling efektif bagi seseorang yang ingin mencicipi indahnya menjadi penguasa di negeri ini. Dengan cara inilah seseorang bisa menjadi sangat terkenal, mungki bisa menyamai popularitas seorang selebritis. Cara yang ditempuh untuk bisa masuk ke dunia politik pun bermacam-macam. Ada yang melalui nepotisme (turun-menurun) dan ada pula yang melalui jalur parpol (partai politik). Jalur inilah yang lebih sering digunakan oleh mayoritas politikus.


Pada dasarnya pendirian sebuah parpol lebih ditujukan untuk menciptakan negara yang lebih demokratis, lebih damai, makmur, dan sejahtera. Namun dalam faktanya dilapangan, sebuah parpol lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya dibanding kepentingan nasional. Kepentingan kelompk sangat di agung-agungkan seakan-akan ingin mencitrakan diri sebagai kelompok yang paling berkuasa di antara deretan penguasa negeri ini.

Ada suatu tradisi yang entah berawal darimana dan kapan, yaitu ketika kita ingin masuk ke dalam dunia perpolitikan melalui jalur parpol maka kita akan sangat banyak memerlukan dana. Selain untuk mempromosikan diri, ada pula dana untuk parpol. Lihat saja ketika masa kampanye anggota dewan, masing-masing calon berlomba-lomba mempromosikan diri dan dapat dipastikan dana yang dikeluarkannya pun tidaklah sedikit. Analoginya jika si calon aggota dewan terpilih, maka berpotensi mengumpulkan dana untuk mengganti dana yang telah ia gunakan sewaktu kampanye, tetapi bila ia tidak terpilih, Anda bisa tebak potensi apa yang akan timbul nantinya.

Sudah seharusnya pemikiran dan cara-cara seperti itu ditinggalkan, namun bagaimanapun juga bila hal ini sudah menjadi tradisi, akan sangat sulit untuk diubah. Bila Anda ingin membuat perpolitikan di negeri kita ini benar-benar bersih dan sehat, maka Anda harus berani masuk ke dalam kabut politik negeri ini. Berpegang teguhlah pada prinsip Anda. Pengaruhilah lingkungan Anda agar menjadi baik, namun bila terjadi hal yang sebaliknya maka Anda pun harus bersiap untuk mundur. Semua elemen pemerintahan pun harus berani mengubah tradisi tersebut karena jika tanpa faktor itu maka usaha kita pun akan sia-sia belaka.
Bagaimana dengan pandangan Anda? Apakah sejalan dengan pemikiran di atas?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar